Contoh Kasus Terapi teori humanistik eksistensial
Teori terapi humanistik
Istilah psikologi humanistik
(Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada
awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam
mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual
dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan
behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a
third force).
Terapi eksistensial berpacu pada
bahwa manusia tidak bisa lepas dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung
jawab berkaitan. Dalam penerapan-penerapan eksistensial humanistik mengutamakan
pada filosofis yang melandasi terapi. Pendekatan atau teori eksistensial
humanistik yang menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan
sesame, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya.
Contoh kasus
:
Leon seorang mahasiswa, mungkin melihat dirinya
sebagai dokter masa depan, tetapi
nilainya yang dikeluarkan dari sekolah kedokteran ternyata dibawah
rata-rata. Perbedaan antara dengan apa Leon melihat dirinya (konsep diri) atau
bagaimana ia ingin melihat dia (ideal konsep diri) dan realitas kinerja
akademis yang buruk dapat menyebabkan kegelisahan dan kerentanan pribadi, yang
dapat memberikan motivasi yang diperlukan untuk masuk terapi. Leon harus
melihat bahwa ada masalah atau tidak pada dirinya. Leon pesimis untuk
menghadapai penyesuaian psikologis untuk mengeksplorasi perubahan dirinya.
Konseling berlangsung, klien dapat mengeksplorasi lebih luas keyakinannya dan
perasaan (Rogers, 1967). Mereka dapat mengekspresikan ketakutan mereka, rasa
bersalah kecemasan, malu, kebencian, kemarahan, dan lain sebagainya. emosi
telah dianggap terlalu negatif untuk menerima dan memasukkan ke dalam diri
mereka. Dengan terapi, orang disortir kurang dan pindah ke penerimaan yang
lebih besar dan integrasi perasaan yang saling bertentangan dan membingungkan.
Mereka semakin menemukan aspek dalam diri mereka yang telah disimpan
tersembunyi.
Sebagai klien merasa dimengerti dan diterima, mereka
menjadi kurang defensif dan menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman mereka.
Karena mereka merasa lebih aman dan kurang rentan, mereka menjadi lebih
realistis, menganggap orang lain dengan akurasi yang lebih besar, dan menjadi
lebih mampu untuk memahami dan menerima orang lain. Individu dalam terapi
datang untuk menghargai diri mereka lebih seperti mereka, dan perilaku mereka
menunjukkan lebih banyak fleksibilitas dan kreativitas. Mereka menjadi kurang
peduli tentang memenuhi harapan orang lain, dan dengan demikian mulai
berperilaku dengan cara yang lebih benar untuk diri mereka sendiri. Mereka
bergerak ke arah yang lebih berhubungan dengan apa yang mereka alami pada saat
ini, kurang terikat oleh masa lalu, kurang ditentukan, lebih bebas untuk
membuat keputusan, dan semakin percaya diri masuk untuk mengelola kehidupan
mereka sendiri.
Dari contoh kasus Leon dapat diambil kesimpulan bahwa
salah satu alasan klien mencari terapi adalah perasaan tidak percaya diri, dan
ketidakmampuan untuk membuat keputusan atau secara efektif mengarahkan hidup
mereka sendiri. Leon diarahkan supaya melihat kepotensian diri dia yang
sebenarnya, terapi difokuskan ke saat yang sekarang agar Leon dapat melanjtukan
hidupnya.
Dari contoh kasus tersebut inti dari terapi ini adalah
penggunaan pribadi terapi yang kapasitas untuk sadar akan dirinya, meningkatkan
kesadaran diri yang memotivasi atau mempengaruhi seseorang dan tujuan hidup
individu itu (Baldwin, 1987).
Sumber :
Corey Gerald,
2009, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT
Refika Aditama
Misiak, henryk.2005.psikologi
fenomenologi,eksistensial dan humanistic. Bandung: PT Rafika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar