Contoh kasus :
Rina kelihatannya
pintar dan selalu ingin melakukan yang terbaik. Rina menyukai hal yang berhubungan
dengan seni dan pandai melukis. Tetapi ia sangat berbeda ketika diminta untuk
mengerjakan soal-soal di depan kelas. Ia sering mengeluhkan beberapa kata yang
menurut dia tidak ada maknanya. Ketakutan terhadap kemampuan membacanya
menimbulkan masalah di sekolahnya, juga dengan temannya. Ia kadang merasa marah
akan sesuatu dan sulit menenangkan diri, ia tampak khawatir terhadap segala hal, selalu cemas akan bencana yang akan
menimpah dirinya ketika ia berinteraksi dengan orang lain terutama teman-teman
di sekolahnya. Jika ia gagal menciptakan sesuatu seperti yang ia harapkan, ia
akan marah dan memukul ke segala arah dan membentur-benturkan kepalanya di
tembok. Di rumah, keluarga Rina sering melihat tingkah lakunya yang selalu
menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran mengenai suatu hal yg mengganggu
tidurnya, ia selalu gelisah dan menyebabkannya jatuh sakit. Kecemasannya itu membuat dia selalu menolak membaca buku pelajaran dan selalu
merasa takut untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain karena
tahu tidak terlalu banyak kata yang dikuasainya.
Teknik
terapinya
Terapi yang digunakan untuk Gangguan Anxietas
Menyeluruh
· Pendekatan
Psikoanalisis, karena memandang gangguan anxietas menyeluruh berakar
dari konflik-konflik yang ditekan, sebagian besar psikoanalisis bekerja untuk
membantu pasien untuk menghadapi sumber-sumber konflik yang sebenarnya.
Penanganannya hampir sama dengan penanganan fobia.
Satu studi tanpa kontrol menggunakan intervensi
psikodinamika yang memfokuskan pada konflik interpersonal dalam kehidupan masa
lalu dan masa kini pasien dan mendorong cara yang lebih adaptif untuk
berhubungan dengan orang lain pada saat ini, sama dengan para terapi behavioral
mendorong penyelesaian masalah sosial.
· Pendekatan
Behavioral, para ahli klinis behavioral menangani kecemasan menyeluruh
dengan berbagai cara. Jika terapis menganggap kecemasan sebagai
serangkaian respons terhadap berbagai situasi yang diidentifikasi, apa yang
tampak sebagai kecemasan yang bebas mengalir dapat diformulasi ulang pada satu
fobia atau lebih atau kecemasan berisyarat. Sebagai contoh, seorang terapis
behavioral dapat menyimpulkan bahwa klien yang mengalami kecemasan menyeluruh
tampaknya lebih spesifik memiliki ketakutan untuk mengkritik dan dikritik orang
lain. Terapis perilaku harus memformulsi ulang apa yang awalnya tampak sebagai
GAD menjadi semacam fobia.
Walaupun demikian, dapat terjadi kesulitan untuk
menemukan penyebab spesifik kecemasan yang diderita pasien semacam itu.
Kesulitan ini memicu para ahli klinis behavioral untuk memberikan penanganan
yang lebih umum, seperti training relaksasi intensif, dengan harapan bahwa belajar
untuk rileks ketika mulai merasa tegang seiring mereka menjali hidup akan
mencegah kecemasan berkembang tanpa kendali. Para pasien diajarkan untuk
melemaskan ketegangan tinkat rendah, merespon kecemasan yang baru muncul dengan
relaksasi dari pada dengan kepanikan.
· Terapis
kognitif-behavioral juga memakai kombinasi teknik untuk menangani
gangguan kecemasan menyeluruh (GAD). Termasuk dalam teknik-teknik ini adalah
pelatihan keterampilan self-relaxation; belajar untuk mengganti
pikiran-pikiran intrusif dan mencemaskan dengan pikiran - pikiran yang adaptif;
belajar keterampilan - keterampilan untuk dekatastrofisasi (menghindari
kecenderungan untuk berpikir yang buruk). Dalam studi yang terkontrol,
pendekatan kognitif-behavioral dalam menangani GAD telah menunjukkan manfaat
yang lebih besar dibandingkan kondisi terkontrol lain atau terapi alternatif
lain (Barlow, esler & Vitali, 1998; DeRubies & Crits-Cristoph, 1998;
Ladouceur dkk, 2000)
Sumber :
Corey, Gerald.
(2005). Teori dan Praktek KONSELING
& PSIKOTERAPI. Bandung: PT
Refika Aditama.
Corey, G. (2013). Case approach to counseling and
psychotherapy. Eight edition. Belmont, CA: Cengage Learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar