Selasa, 18 April 2017

tulisan 2



Contoh kasus :
Rina kelihatannya pintar dan selalu ingin melakukan yang terbaik. Rina menyukai hal yang berhubungan dengan seni dan pandai melukis. Tetapi ia sangat berbeda ketika diminta untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas. Ia sering mengeluhkan beberapa kata yang menurut dia tidak ada maknanya. Ketakutan terhadap kemampuan membacanya menimbulkan masalah di sekolahnya, juga dengan temannya. Ia kadang merasa marah akan sesuatu dan sulit menenangkan diri, ia tampak khawatir  terhadap segala hal, selalu cemas akan bencana yang akan menimpah dirinya ketika ia berinteraksi dengan orang lain terutama teman-teman di sekolahnya. Jika ia gagal menciptakan sesuatu seperti yang ia harapkan, ia akan marah dan memukul ke segala arah dan membentur-benturkan kepalanya di tembok. Di rumah, keluarga Rina sering melihat tingkah lakunya yang selalu menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran mengenai suatu hal yg mengganggu tidurnya, ia selalu gelisah dan menyebabkannya jatuh sakit. Kecemasannya itu  membuat dia selalu menolak membaca buku pelajaran dan selalu merasa takut untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain karena tahu tidak terlalu banyak kata yang dikuasainya.
Teknik terapinya
Terapi yang digunakan untuk Gangguan Anxietas Menyeluruh
·         Pendekatan Psikoanalisis, karena memandang gangguan anxietas menyeluruh berakar dari konflik-konflik yang ditekan, sebagian besar psikoanalisis bekerja untuk membantu pasien untuk menghadapi sumber-sumber konflik yang sebenarnya. Penanganannya hampir sama dengan penanganan fobia.
Satu studi tanpa kontrol menggunakan intervensi psikodinamika yang memfokuskan pada konflik interpersonal dalam kehidupan masa lalu dan masa kini pasien dan mendorong cara yang lebih adaptif untuk berhubungan dengan orang lain pada saat ini, sama dengan para terapi behavioral mendorong penyelesaian masalah sosial.
·         Pendekatan Behavioral, para ahli klinis behavioral menangani kecemasan menyeluruh dengan berbagai cara. Jika terapis menganggap kecemasan  sebagai serangkaian respons terhadap berbagai situasi yang diidentifikasi, apa yang tampak sebagai kecemasan yang bebas mengalir dapat diformulasi ulang pada satu fobia atau lebih atau kecemasan berisyarat. Sebagai contoh, seorang terapis behavioral dapat menyimpulkan bahwa klien yang mengalami kecemasan menyeluruh tampaknya lebih spesifik memiliki ketakutan untuk mengkritik dan dikritik orang lain. Terapis perilaku harus memformulsi ulang apa yang awalnya tampak sebagai GAD menjadi semacam fobia.
Walaupun demikian, dapat terjadi kesulitan untuk menemukan penyebab spesifik kecemasan yang diderita pasien semacam itu. Kesulitan ini memicu para ahli klinis behavioral untuk memberikan penanganan yang lebih umum, seperti training relaksasi intensif, dengan harapan bahwa belajar untuk rileks ketika mulai merasa tegang seiring mereka menjali hidup akan mencegah kecemasan berkembang tanpa kendali. Para pasien diajarkan untuk melemaskan ketegangan tinkat rendah, merespon kecemasan yang baru muncul dengan relaksasi dari pada dengan kepanikan.
·         Terapis kognitif-behavioral juga memakai kombinasi teknik untuk menangani gangguan kecemasan menyeluruh (GAD). Termasuk dalam teknik-teknik ini adalah pelatihan keterampilan self-relaxation; belajar untuk mengganti pikiran-pikiran intrusif dan mencemaskan dengan pikiran - pikiran yang adaptif; belajar keterampilan - keterampilan untuk dekatastrofisasi (menghindari kecenderungan untuk berpikir yang buruk). Dalam studi yang terkontrol, pendekatan kognitif-behavioral dalam menangani GAD telah menunjukkan manfaat yang lebih besar dibandingkan kondisi terkontrol lain atau terapi alternatif lain (Barlow, esler & Vitali, 1998; DeRubies & Crits-Cristoph, 1998; Ladouceur dkk, 2000)

Sumber :
Corey, Gerald. (2005). Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Bandung: PT Refika Aditama.

Corey, G. (2013). Case approach to counseling and psychotherapy. Eight edition. Belmont, CA: Cengage Learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar